Monday, May 4, 2020

Kondisi masyarakat indonesia pada masa penjajahan

KONDISI MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN 


Salam gudang ilmu! 

Halo sahabat gudang ilmu, kali ini admin akan memposting mengenai materi SMP IPS terpadu kelas 7 semester 2. Materi ini mengenai Kondisi Masyarakat Indonesia Pada Masa Penjajahan. yuk simak materinya.

Kedatangan Bangsa Portugis ke Maluku pada abad-16 merupakan awal campur tangan bangsa Eropa di Nusantara. Setelah itu bangsa Belanda datang di Nusantara dengan bendera VOC. Sejak itulah bangsa Indonesia mulai merasakan penjajahan oleh bangsa asing


Perkembangan kolonialisme Barat di indonesia telah banyak menimbulkan perubahan di masyarakat Indonesia dalam berbagai bidang. Pemerintah colinial menerapkan kebijakan yang merugikan bangsa Indonesia, akibatnya bangsa Indonesia melakukan perlawanan mengusir penjajahan.

A. Pengaruh Monopoli dalam perdagangan


 Kekuasaan kolonial Belanda bermula kedatangannya ke Nusantara dengan empat kapal dagang yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman pada tahun 1596.
Awal kedatangannyabangsa Eropa diterima dengan baik oleh rakyat Nusantara. akan tetapi semua berubah setelah VOC melakukan penguasaan dan penjajahan dalam bidang perdagangan. VOC terus berusaha memperoleh kekuasaan yang lebih dari sekedar jual beli. Itulah yang memicu kebencian, kekecewaan, serta perlawanan rakyat Indonesia. VOC bukan hanya Memonopoli perdagangan, akan tetapi  juga menguasai  politik dan pemerintahan.
 "Monopoli adalahpenguasaan pasar yang dilakukan oleh satu atau sedikit perusahaan."

Monopoli sangat menguntungkan karena mereka dapat menentukan harga sendiri baik harga beli maupun harga jual suatu barang dan jasa. VOC membuat perjanjian oleh kerajaan-kerajaan di Indonesia  yang isinya, setiap kerajaan hanya mengijinkan rakyat menjual hasil bumi kepada VOC. Pada saat rempah-rempah dijual kepada VOC harganya sangat turun, dan sebaliknya VOC menjual kembali ke Eropa dengan harga yang sangat tinggi.
Tujuan didirikan VOC yaitu :
  • Menghilangkan persaingan antarpedagang belanda
  • Memperkuat persatuan menghadapi bangsa Portugis dan bangsa lain yang ada di Nusantara
  • Mencari laba yang sebesar-besarnya untuk membantu pemerintahan dalam perang melawan Spanyol
Hak-hak VOC antara lain
  • Hak monopoli perdagangan
  • Hak memiliki angkatan perang, mendirikan benteng, dan berperang
  • Hak mengadakan perjanjian dengan raja atau penguasa setempat
  • Hak mencetak dan mengedarkan uang. 

B. Pengaruh Kebijakan Kerja Paksa


Jalan Anyer-Panarukan merupakan bukti kerja paksa yang diterapkan oleh belanda. Anyer-Panarukan memanjang 1000 kilometer dan dibangun pada saat kekuasaan pemerintahan Gubernur Jendral Deandels. GUbernur Jendral Deandels yang memerintah tahun 1808-1811, melakukan berbagai kebijakanseperti pembangunan militer, pembangunan jalan raya, perbaikan pemerintahan dan perbaikan ekonomi. Pembangunan Jalur Anyer-Panarukan dilakukan oleh puluhan ribu rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia dipaksa Belanda untuk membangun jalan, mereka tidak digaji dan tidak menerima makanan yang layak. Akibatnya banyak pekerja yang meninggal akibat kelaparan dan penyakit yang diderita. Pemaksaan penduduk untuk melakukan kerja ini dinamakan kerja paksa atau kerja rodi. Kerja paksa pada masa pemerintahan  Belanda banyak ditemukan diberbagai daerah. Banyak penduduk dipaksa menjadi budak dan dipekerjakan diberbagai perusahaan tambang ataupun kebun.

Selama pemerintahan Deandles rakyat Indonesia banyakk mengalami kemiskinandan penderitaan berkepanjangan sehingga menimbulkan kebencian. Kebencian ini memicu pertentangan atau perlawanan baik dari rakyat maupun pemerintahan feodal atau kerajaan. Deandles juga menerapkan politik devide et impera atau adu domba untuk memecah belah rakyat indonesia. Karena tindakan yang otoriter, pada 18 September 1811 Louis Napoleon menarik Deandels kembali ke Belanda dan digantikan oleh Gubernur Jendral Janssens.

C. Pengaru Sistem Sewa Tanah


Saat Inggris Menguasai Indonesia, Gubernur Jendral Lord Minto Mebagi daerah jajahan Hindia Belanda menjadi empat yakni:
  • Malaka
  • Suamtera
  • Jawa
  • Maluku
Lord Minto selanjutnya menyerahkan tanggung jawab kekuasaan atas seluruh wilayah itu kepada letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles. Salah satu kebijakan terkenal pada masa Raffles adalah system sewa tanah atau Landelijk Stelsel. Sistem tersebut memiliki tetntuan, antara lain:
  • Petani harus menyewa tanah meskipun dia pemilik tanah tersebut
  • harga sewa tanah tergantung kepada kondisi tanah
  • pembayaran sewa tanah dilakukan dengan uang tunai
  • bagi yang tidak memiliki tanah dikenakan pajak kepala
Pelaksanaan sistem sewa tanah banyak memiliki kelemahan sehingga gagal di terapkan di Indonesia. berikut penyebab kegagalan pelaksanaan sistem sewa tanah sebagai berikut:
  • Sulit menentukan besar kecil pajak bagi pemilik tanah karena semua rakyat memiliki tanah yang sama
  • Sulit menentukan luas dan tingkat kesuburan tanah petani
  • Keterbatasan jumlah pegawai
  • Masyarakat desa belum mengenal uang

D. Pengaruh Sistem Tanam Paksa


 Pada tahun 1830 Johannes Van Den BOsch menerapkan sistem tanam paksa atau Cultuur stelsel. kebijakan ini diberlakukan karena Belanda menghadapi kesulitan Keuangan akibat perang Jawa atau perang Diponegoro ( 1825 - 1830 ) dan perang Belgia ( 1830- 1831).  Kebijakan tanam paksa yang diterapkan oleh Hidia Belanda sangat memberatkan rakyat Indonesia. Apalagi pelaksanaannya penuh dengan penyelewengan sehingga menambah penderitaan rakyat Indonesia. Berikut adalah praktik-praktik penekanan dan pemaksaan terhadap rakyat antara lain sebagai berikut:
  • Menurut ketentuan, tanah yang digunakan untuk tanaman wajib hanya 1/5 dari tanah yang dimiliki rakyat. Namun kenyataannya. selalu lebih bahkan sampai 1/2 bagian dari tanah yang dimiliki rakyat.
  • kelebihan hasil panen tanaman wajib tidak pernah dibayarkan
  • waktu untuk kerja wajib melebihi dari 66 hari, dan tanpa imbalan yang memadai
  • tanah yang digunakan untuk tanaman wajib tetap dikenakan pajak
 Berikut dampak adanya sistem tanam paksa bagi pemerintah kolonial dan rakyat Indonesia
  1. Dampak bagi pemerintahan Hindia Belanda
  • Pemerindah Hindia Belanda mendapatkan banyak uang yang dapat digunakan untuk menjalankan penjajahan di Hindia Benlanda dan membangun negeri Belanda.
  • Badan Usaha Dagang Belanda memperoleh keuntungan yang besar setelah mendapatkan hak monopoli pengangkutan hasil tanam paksa
     2. Bagi rakyat Indonesia
  •  Banyak rakyat Indonesia meninggal, kelaparan, sakit terutama di daerah Cirebon, Demak, dan Grobogan 
  • Penduduk mulai mengenal berbagai jenis tanaman yang bernilai ekspor, sseperti kopi, teh, kina, tembakau, dan nilai.

Akibat dari kebijakan tanam paksa ini, mengakibatkan jumlah angka kematian rakyat Indonesia mengalami peningkatan dikarenakan kelaparan dan kekurangan gizi. Sistem ini mengakibatkan banyak pihak bersimpati dan mengecam praktik tanam paksa. Orang-orang Belanda yang mengecam kebijakan tanam paksa tersebut di antaranya yaitu:
  • Baron Van Hoevel
  • E.F.E Douwes Dekker (Multatuli)
  • L. Vitalis
TOkoh belanda yang paling terkenal mengecam pelaksanaan sistem tanam paksa adakah Douwes Dekker. Adanya kritik Dowes Dekker telah menyadarkan sebagian kalangan masyarakat dinegeri belanda. Kemudian pada tahun 1870 sistem tanam paksa yang telah berlangsung selama 40 tahun (1830-1870) dihapuskan.

Demikian materi singkat mengenai  Kondisi masyarakat indonesia pada masa penjajahan (IPS TERPADU SMP KELAS VIII SEMESTER 2),

kalian juga bisa melihat artikel mengenai materi letak dan luas wilayah Indonesia kelas 7 semester 1, semoga bermamfaat buat pembaca dan sahabat gudang ilmu. Salam Gudang Ilmu, kumpulan ilmu dan pengetahuan yang tentunya bermamfaat buat kalian.
































No comments:

Post a Comment